Friday, February 8, 2013

Kritik Membangun Atau Kritik Stupid-Trolling Untuk Cosplayer Indonesia?

Akhir-akhir ini dunia cosplayer Indonesia sedang dihebohkan dengan adanya sebuah page di jejaring sosial tentang "Cosplayer Indonesia". Well, dari pengamatan penulis selama beberapa hari (yang sudah beberapa hari ga sengaja lihat postingan status, curhatan, pendapat dll di newsfeed) banyak sekali orang-orang yang debating dan menyalahkan satu sama lain dikarenakan beberapa hal, yang pertama karena namanya yang cenderung provokatif dan ambigu, kedua soal bagaimana seorang admin mengomentari atau mengkritik beberapa foto yang dipost di page tersebut. Well, tidak tahu siapa dan bagaimana awal mulanya, sekarang jadi merebak rame2 begini --"
Pertama kali baca di post-post beberapa hari yang lalu, respon pertama cuma senyum2 liat kata2 beberapa orang yang butthurt berat #pfft, manggut2 saat baca komen dan post dari orang2 waras yang bijaksana, hingga mengernyitkan alis saat baca postingan seorang admin. It's kinda mixed feeling. :v Gak heran lah kenapa grup ini sebegitu mencuatnya di jejaring sosial akhir-akhir ini. Sebenarnya maksud awalnya lumayan bagus sih, yaitu untuk memajukan para cosplayer Indonesia dengan memberikan kritik terkait dengan cosplaynya tersebut. Yah tapi yang ganjil tetap pada namanya yang sangat ambigu IMO, karena bagi orang-orang yang baca akan merasa terprovokasi tanpa mengetahui page apa itu sebenarnya. Sebenarnya kritik awal yang utama ya mengacu pada hal itu. Karena meskipun isinya juga penting, tapi nama juga tak bisa dianggap remeh kan? Karena nama adalah label yang pertama kali akan dilihat oleh masyarakat :3
Selain soal nama ambigu dan berpotensi menimbulkan reaksi-reaksi dan kecaman, hal yang paling tidak dapat diterima IMO adalah komentar salah seorang admin di page tersebut. Dengan sombongnya ia mengomentari (alasannya kritik membangun) foto beberapa cosplayer. Yang tidak habis pikir ia mengkritik begitu saja FISIK cosplyer tersebut. Hello~ So you think cosplay is just for white, oriental and good-looking people hah?? Bukannya marah sih, tapi yah, memangnya fisik bisa diubah? IMO cosplay bukan hanya melihat fisik, tapi bagaimana kita bisa menyiasati fisik kita dengan karakter yang kita cosplaykan. (Meski pemilihan karakter juga sangat penting untuk dipikirkan masak-masak). Yang patut disayangkan dan kesalahan paling bodoh kedua yang membuatku tidak respek sama sekali pada page tersebut. Belum kenal adminnya sih,,, tapi coba aja kalau dia sendiri yang punya fisik gak menguntungkan kaya gitu. Meski cuma pengamat n g kenal sama orang2 yang mengkritik dan dikritik, tapi sedih juga baca hal-hal kaya gitu .__." Parahh... Admin parah menambah masalah --"
Tapi so far mulai berubah tipe kritiknya, akibat banyak juga kritikan dari orang-orang lain yang ga terima. (syukurlah masih ada orang-orang yang peduli juga). Bentuk kritik memang mulai berubah dan patut diapresiasi, tapi sayangnya kata2 dari salah satu admin itu masih tidak terlupakan, akhirnya sampai sekarang jadi ga respek n ga peduli lagi dah, meskipun gimana bagusnya kritiknya :v Yah... apapun dan siapapun yang bikin page tersebut, moga2 tujuannya benar2 baik, bukan cuma sok baik di depan. Apalagi cari sensasi sampahan --" Moga2 mereka bertanggung jawab, karena meskipun aku sudah lama g bercosplay, aku akan tetap mencintai dunia cosplay sampai kapanpun. Bahkan cuma liat foto2nya cosplayer yang cocok n bagus rasanya seneng banget :'D Sayang sekali kalau ada provokator-provokator payah yang memecah belah cosplayer Indonesia. .__."
Akhirnya, terlepas dari pro-kontra yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, aku cuma pengen curhat. Lebih enak curhat disini daripada di pagenya... G mau nambah masalah, lagipula i dont too care with that, kurang kerjaan banget kalo smp sakit hati atau jadi boneknya page itu. Menurutku juga, cosplay itu hobi dan itu hak masing-masing orang, jadi yang itu dikembalikan ke cosplayer masing-masing, gimana2 dia mau bercosplay. Mau jelek,  mau bagus, mau g mirip, mau detil, itu sepenuhnya hak dari para cosplayernya :D Yah tapi meskipun itu hak masing-masing, setidaknya para cosplayer tsb mau berusaha maksimal untuk memerankan karakternya (kritik buat aku juga :)) karena karakter tersbut mgkn merupakan idola dari orang-orang yang nonton atau liat foto kita. (Seperti waktu aku melihat Sebby, karakter terfavorit foreverku dicosplaykan dengan sangat abal dan ga niat, pasti g enak n kesal kan T^T) Setidaknya tunjukkanlah usahamu dalam bercosplay, awalnya memang jelek, tapi kalau niat pasti ada kemajuan sedikit demi sedikit. Apalagi sekarang di internet tersedia banyak sekali informasi berguna, termasuk mengenai kelengkapan cosplay. Kini segalanya cenderung gampang didapat :D
Saa, hanya opini saja XD Semakin semangat bercosplay dan semoga cosplayer Indonesia semakin maju. Ah dan satu lagi, semoga aku bisa bercosplay segera...iri rasanya liat para cosplayer yang keren2 \(TuT)/ Ippai ganbarimasuu!

Wednesday, February 6, 2013

How Beautiful You Are - Ost Inotia 3 Lyrics

Well, akhir-akhir ini aku keranjingan dengan game RPG di androidku, Inotia 3. :D Grafik yang bagus, ditunjang dengan banyaknya job dan karakter serta ilustrasi yang sangat bagus menjadi nilai plus dari game ini. Selain itu macam weapon dan armornya tergolong variatif untuk berbagai level. Dari segi storyline juga cukup kompleks. (meski aku lebih suka cerita dari seri Zenonia ._.) Pokoknya game ini sangat direkomendasikan!

Selain faktor-faktor diatas, ending song yang berjudul How Beautiful You Are yang dinyanyikan oleh Park Ji Yoon juga tak kalah memukau. Melodi yang lembut dipadu dengan kata-kata yang indah :'D Berikut liriknya

How Beautiful You Are


Just like the mist of dawn
I can see the light through the dark
My eyes are blinded by
Shining beauty of your own

Do you feel me here ?
Do I dare, go near you then ?
All I can do is, let you spread your wings
And fly your dream here tonight
I will fight all your worries tonight,
I will take all the chances for you

Go on and, fly your flight,
Im your secret wings, I can hold you tight
Nothing will stop you now, please don’t take the bow
Let them all now your their up high !

Go on and smile your smile
I’ll make sure you do, right from your behind
Nothing can stop you now, you won’t take the bow
Let them all come see you
And know how beautiful you’re !

Even though you can’t see
I’ll be standing here, throught the dark
You won’t be shedding tears,
I’ll be wiping them, with my heart
I will fight all your worries tonight
I will take the chances for you

Go on and, fly your flight,
Im your secret wings, I can hold you tight
Nothing will stop you now, please don’t take the bow
Let them all now your their up high !

Go on and smile your smile
I’ll make sure you do, right from your behind
Nothing can stop you now, you won’t take the bow
Let them all come see you
And know how beautiful you’re

Tuesday, February 5, 2013

Japan Pop Culture Diplomacy by Cosplay?

Cosplay atau seringkali disebut kosupure seringkali disebut sebagai pesta kostum atau memakai kostum dan berdandan semirip mungkin dengan karakter 2 dimensi. Sebenarnya karakter 2 Dimensi yang dimaksud bukan hanya terbatas pada karakter-karakter anime Jepang, namun juga bisa mengacu pada karakter 2D lainnya seperti halnya kartun-kartun hero Amerika Serikat misalnya. Namun dalam perkembangannya, kata cosplay lebih populer untuk mengarah pada berdandan dan memakai kostum ala karakter-karakter anime Jepang. Kegiatan Cosplay pada umumnya dilakukan oleh para penggemar-penggemar anime, manga, dan budaya-budaya pop Jepang lainnya sehingga mereka akan dapat merasakan bagaimana menjadi karakter yang disukainya untuk sehari. (n it's wonderful :D) Mereka akan mempersiapkan segalanya, mulai dari rambut berwarna warni ala karakter anime, kostum yang sedetil mungkin, hingga aksesori-aksesori dan make up untuk menyesuaikan wajah yang dimiliki dengan karakter yang mereka sukai.

Dalam perkembangannya, budaya cosplay ini berkembang luas, tidak hanya marak di Jepang, namun juga di negara-negara lain seperti Cina hingga Asia Tenggara, Rusia, negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis, Amerika Serikat hingga Amerika Selatan. (http://www.wochikochi.jp). Banyak orang yang "menemukan" cosplay dan budaya pop Jepang yang lain di event-event Jejepangan di negara mereka masing-masing. Hal baru yang unik, menarik, berwarna, cute dan youth sangat tercermin pada cosplay. Warna-warna kontras dan penampilan yang unik sudah pasti mengundang ketertarikan dari penonton yang hadir, entah yang pada awalnya untuk lewat saja ataupun memang penggemar budaya pop Jepang. Keunikan cosplay yang berusaha membangun karakter yang mereka perankan ke dalam realitas inilah yang menajdi daya tarik utama dari apa yang dilihat masyarakat terhadap event cosplay yang ada.

 Kemunculan berbagai fandom dan komunitas pencinta budaya Jepang maupun cosplay juga merupakan suatu boost bagi popularitas budaya pop Jepang di kalangan anak-anak muda pada khususnya. Perkembangan perkumpulan-perkumpulan seperti ini cukup pesat di dunia. Di Indonesia, penulis melihat bahwa pada sekitar tahun pada tahun 2000an, jumlah komunitas Jejepangan yang aktif di Jawa Timur hanya dua yang berlokasi di Malang dan Surabaya. Namun pada saat ini penulis menemukan banyak komunitas dan fandom yang bermunculan di setiap daerah, setidaknya satu di masing-masing region.Serupa dengan hal tersebut, di AS juga banyak dilakukan berbagai event cosplay yang besar. Salah satunya adalah Anime Expo yang merupakan salah satu event Jejepangan terbesar di AS. Dalam event ini banyak pencinta Jejepangan dan cosplayer di seluruh AS dan Kanada akan berkumpul dan berpartisipasi. 
Dari apa yang dilihat dair banyaknya fenomena cosplay dan kegiatan Jejepangan di dunia, penulis berpendapat bahwa diplomasi budaya akan cukup baik jika Jepang dapat "mengikat" cosplay dengan image negaranya. Diplomasi budaya yang bertujuan untuk menciptakan rasa pengertian antar budaya dan negara dengan melalui masyarakat akan lebih efektif jika menggunakan instrumen yang dekat dan tidak asing lagi bagi masyarakat. Dengan persebaran cosplay dan antusiasme masyarakat dalam menonton acara-acara cosplay seperti ini akan meningkatkan rasa kedekatan antara masyarakat di negara tersebut dengan budaya pop Jepang. Selain itu, melalui cosplay juga akan didapatkan suatu "budaya universal" yang mempersatukan banyak orang di dunia yang notabene  berasal dari budaya-budaya yang berbeda. 
 Namun yang perlu dipertanyakan adalah, bagaimana cara melekatkan image Jepang dengan cosplay? Sebab perlu diketahui juga, bahwa tidak selamanya cosplayers merupakan orang-orang yang selain berkostum seperti tokoh anime favoritnya, juga menyukai Jepang dan tertarik pada Jepang. Mungkin saja mereka hanya melakukan suatu kegiatan visual dan masih tidak tertarik dengan Jepang. Disini Jepang perlu memikirikan, bagaimana caranya supaya cosplay hanya refers to Japan only? Penting untuk dilakukan, karena bukan hanya menyangkut image dari negara tersebut, namun juga mengenai produk-produk ekonomi yang mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya cosplay. Industri-industri yang berkaitan dengan cosplay seperti jasa pembuatan kostum dan penjualan wig atau aksesori juga akan mengalami peningkatan stabil jika Jepang dapat memanfaatkan kekuatan budaya popnya seperti anime dan manga, serta menciptakan suatu image bahwa cosplay is referred to Japan.
Jadi cosplay bukan tidak mungkin akan menjadi suatu booster bagi diplomasi budaya Jepang di dunia. Selain karena keunikan dan rasa familiar masyarakat, cosplay juga dapat meningkatkan pemasukan ekonomi Jepang. Hanya saja perlu cara-cara kreatif dan inovatif untuk menjaga agar cosplay merupakan suatu hal yang berasal dari Jepang dan bagaimana Jepang mempromosikan negaranya sendiri sebagai suatu negara dengan image yang baik melalui cosplay.

Referensi:
Kelts et al, n.d., Evolving Cosplay, Manga and Anime Sweeping The World (http://www.wochikochi.jp/english/topstory/2011/12/cosplay-manga-anime.php)

Saturday, February 2, 2013

Lost

When the bell is ringing
I wonder if our hands still holding each other
For the hearts that missing
And the pains we shared together

I'm covered in dust
Decomposition
Can't see your face
Can't seek your hand

I lost, you lost
We can't see each other
Struggling in the mist
Seeking for the shining ether

Dear,
Now I need you
I don't know the place to go home
Now I need you
I don't know who'll erase my tears

I hope you can hear my voice...
I hope you can see me...
I hope you know me...

Thursday, January 31, 2013

Bittersweet Life~ Beban Mental!

Banyak yang terjadi akhir-akhir ini. Kebanyakan didominasi oleh rasa kecewa, putus asa, kemarahan, egoisme, cemburu dan pikiran-pikiran buruk lainnya. Ketakutan akan skripsi, tuntutan dari sekitar untuk menyelesaikan kuliah sebaik-baiknya, perasaan tidak ingin mengecewakan orang-orang tersayang menjadi momok terbesar yang menyebabkan tidak stabilnya emosi (._.) Belum lagi ditambah dengan belum sreg-nya dengan skripsi (bahkan perasaan salah jurusan jadi menguat kembali --;). Belum lagi musibah-musibah kesialan seperti nilai yang tiba-tiba decreasing jadi C di salah satu mata kuliah. Sudah susah-susah mengerjakan UTS yang berupa paper kelompok dan kerja keras pas mengerjakan, eeeeeeh malah dapet skor jelek. Bukan cuma aku saja, tapi kabarnya beberapa teman lain juga mengalami hal yang sama dan sudah protes. Parahnya, dosennya menolak bertanggung jawab dan ngeles "sudah gak bisa diubah lagi nilainya mbak, sudah masuk data cybercampus." Yaelaah bapaaak, astaganaga, sumpah serapah pun tak bisa berhenti keluar dari mulut (hehehe gomen ne... :p) dan ortu di rumah kebingungan sendiri. Sumpah pengen nangis. Sakit sekali rasanya kerja keras gak dihargai... T^T

Huft tidak tau sampai kapan bakal ngerasa seperti ini... (istilahnya dlm bahasa Jawa "gela"). Sumpek terus bawaannya, banyak pikiran, insomnia... entahlah... Tapi kalau dipikir-pikir masih bersyukur juga meski kesialan datang terus yang penting masih bisa kumpul sama keluarga tercinta, IP juga masih dalam rentang 3 (harusnya bisa lebih tinggi! gara2 dosen itu huh :@) dan masih diberi kesehatan sama Yang Kuasa :') yah... mungkin masih banyak yang lebih penting daripada tetap meratapi nasib. Kata orang-orang Enjoy Aja! meski dalam hati aku bertanya-tanya "Bagaimana bisa enjoy haahh??" Tapi sekali lagi, masih bersyukur sekali sampai hari ini masih diberi kesempatan hidup dan bertemu orang-orang terkasih (juga menulis disini) :'3. Yah... meski beban pikiran belum kelar tapi tidak boleh berhenti berharap dan percaya. Terus melihat ke depan dan ingat mimpi2ku, karena waktunya tidak lama lagi. Ganbatte ganbatte ganbatte!!!

Semoga cepat dapat topik skripsi yang pas dan mengerjakannya tepat waktu! Harus, harus, harus! Resolusi tahun ini harus tercapai dan menggiatkan diri untuk melakukan hobi menulis yang terpendam sekian tahun lagi, memulai dari nol

Semogaa.... semuanya akan berakhir dengan happy ending.... There must be a way... :'3

Wednesday, January 30, 2013

Prospek Asian Rise

Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan apakah the rise of Asia benar-benar terjadi, dan bagaimana prospek dari Asia ke depannya. Penulis setuju bahwa Asia memang sedang bersinar dan menjadi suatu kekuatan ekonomi dunia saat ini, dan dalam tulisan penulis akan menjelaskan bagaimana prospek Asia ke depannya. Kini pandangan bahwa negara-negara non-Barat adalah miskin dan terbelakang telah terhapus, digantikan oleh kekaguman akan pesatnya pertumbuhan dari negara-negara Asia yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita negaranya.


The Rise of Asia

Dalam hal ini, penulis setuju bahwa kini Asia memang sedang mengalami peningkatan luar biasa dan menjadi salah satu kekuatan dunia. Asia telah mengalami suatu march of modernity yang membuat modernisasi menjadi sebuah proyek besar yang sangat digemari oleh negara-negara Asia di saat Barat tidak lagi antusias dengan istilah modernisasi tersebut. Mahbubani menjelaskan mengenai scenario pertama dari perkembangan Asia, yaitu tingginya antusiasme Asia terhadap proyek-proyek modernisasi, bagaimana Cina di bawah Deng Xiaoping hingga Jepang dengan kereta pelurunya berhasil mengubah pandangan dunia tentang Asia. Anggaran pemerintah telah banyak dicurahkan untuk riset-riset sains dan teknologi, hingga pada tahun 2007 Charles Leadbeater of Demos, yaitu lembaga pengkajian yang berbasis di London menjelaskan tentang tren yang berlaku dalam perkembangan sains dan teknologi, “…pusat gravitasi teknologi mulai bergeser dari Barat ke Timur.” Aspek kedua yang membuat Asia mencapai kemajuan hingga saat ini adalah adanya meritisisme dan pragmatisme, yaitu dengan memaksimalkan kemampuan-kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki dan tak segan mengadopsi cara-cara Barat untuk mencapai keberhasilan. Pandangan ini ditunjukkan oleh Jepang yang berhasil menerapkan praktek-praktek Barat dalam modernisasinya, hal yang serupa ditunjukkan oleh Deng Xiaoping dalam memodernisasi Cina.
Dalam produk Domestik Bruto, Asia mengalami perkembangan yang menakjubkan. Asia telah mengadopsi modernitas teknologi, model-model industrial, kemajuan ekonomi dan penerapan pasar bebas yang membuat banyak investor-investor menjatuhkan pilihan terhadap negara-negara Asia dikarenakan pasarnya yang besar dan upah buruh yang relatif rendah. Peningkatan ini juga tampak dari beberapa tanda pergeseran ekonomi yang nampak, seperti yang dilansir oleh Financial Times Banker bahwa Singapura merupakan salah satu pemimpin dari investasi sektor finansial di dunia. Untuk diketahui, tiga negara teratas yang menerima investasi finansial adalah Singapura, Dubai dan Hongkong, dan para investor percaya bahwa Singapura adalah tempat yang tepat untuk menerima investasi langsung dalam sektor finansial.
Asia juga memiliki suatu cara dan norma-norma sendiri, yang menyebabkannya berbeda dengan Barat. Kini Asia dengan norma-norma yang dimilikinya akan mendorong tercapainya kestabilan kawasan. Cara dan norma tersendiri yang sering disebut dengan Asian Way ini dicurahkan dalam model institusi Asia seperti ASEAN atau APEC. Institusi-institusi tersebut tidaklah mengambil posisi sebagai suprastate, namun mereka tetap menjaga kedaulatan masing-masing negara dikarenakan nasib sebagian besar negara-negara di Asia yang telah mendapatkan kemerdekaannya dari penjajahan kolonial Barat. Pada intinya, Asian Way merupakan suatu norma yang menghargai norma independensi, kesamaan derajat dan non-intervensi. Norma-norma yang ada di dalam institusi-institusi Asia ini cukup berhasil dalam mencegah terjadinya konflik dan dilema yang berpotensi terjadi diantara negara-negara Asia. Hal yang serupa ditunjukkan oleh APEC, keduanya tidak memiliki suatu badan resmi untuk melakukan pengambilan keputusan. Cara mereka dalam memberikan suatu putusan adalah dengan melakukan suatu pembicaraan yang bertujuan pada konsensus atau yang lazim disebut musyawarah dan mufakat untuk mengatasi isu-isu sensitif tentang budaya dan sosial yang berbeda-beda diantara negara-negara Asia.
Perkembangan ekonomi yang sedemikian pesatnya membuat Asia tidak lagi ragu-ragu untuk menyatakan keunikan budayanya dan keluhuran nilai-nilainya daripada nilai-nilai Barat. Oleh Tommy Koh, hal ini disebutnya sebagai suatu cultural renaissance yang mengubah anggapan masyarakat Asia bahwa budaya Barat adalah yang terbaik. Seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Kuan Yew, kejayaan Singapura tidak dapat dilepaskan dari nilai luhur kebudayaan Asia yaitu keteraturan, komunitarian, kerja keras dan kolektifisme yang ada di dalam Konfusianisme. Selain itu, kebudayaan Islam juga semakin meningkat yang ditunjukkan dengan bagaimana Islam membedakan dirinya dengan Barat, dengan meningkatkan aspek-aspek sosial dan politik melalui mobilisasi dan besarnya umat Islam di dunia.


Geopolitik dan Prospek Asia


Dalam konteks geopolitik, penulis berpendapat bahwa geopolitik Asia akan terpusat pada kekuatan-kekuatan regional seperti Cina, Jepang, dan India dan akan diiringi dengan meningkatnya potensi negara-negara Asia Tenggara dengan institusi regionalnya. Ketergantungan negara-negara Asia terhadap Jepang dan Cina tidak dapat dilepaskan dan kebangkitan Cina menciptakan suatu dunia yang lebih multipolar serta opsi bagi negara-negara Asia Tenggara dan Korea Selatan jika mereka tidak bersedia untuk merapat ke Amerika Serikat. Selain itu, dalam kekuatan militer, peningkatan pasukan militer di Asia mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam peningkatan militer yang dilakukan oleh India dan Cina dalam melindungi territorial mereka. Namun di sisi lain, tren kebangkitan ekonomi akan menyebabkan mereka terfokus pada perkembangan ekonomi domestik daripada sengketa yang terjadi. Negara-negara besar seperti Cina, India dan Jepang akan lebih suka menjaga kestabilan wilayahnya daripada memicu suatu konflik beresiko dengan negara-negara di sekitarnya yang pada akhirnya akan memicu kondisi buruk bagi perekonomian.
Dari kondisi geopolitik Asia yang multipolar seperti yang telah dijelaskan diatas, akan terdapat potensi untuk menyeimbangkan kekuatan diantara negara-negara Asia yang ada. Meskipun potensi konflik terlalu beresiko, namun Asia perlu waspada dengan adanya rivalitas dengan tingginya anggaran militer yang telah dijelaskan diatas. Suatu hubungan yang rumit dapat dilihat dari bagaimana peran Amerika Serikat hingga kini masih tidak dapat dilepaskan dari Asia. AS memiliki hubungan yang dekat dengan India, namun juga dengan Jepang. Sebaliknya Cina menjajaki opsi-opsi lain seperti bekerjasama dengan kawasan Afrika. Kekuatan-kekuatan ini memang tidak mencari suatu konfrontasi langsung, namun bahaya akan ada pada kepentingan yang bertabrakan, dan dengan itu akan meningkatkan tensi diantara mereka. Selain masalah keseimbangan kekuatan, perlu diingat bahwa masih banyak negara di Asia yang memiliki konflik-konflik domestik dan eksternal yang belum terselesaikan. Misalnya Cina dengan Xianjiang dan Tibet, India dengan Kashmir dan permasalahan eksternal seperti permasalahan teritorial Cina-Taiwan, Jepang-Korea Selatan dalam sengketa pulau Dokdo dan Cina-Jepang dalam sengketa pulau Diaoyu serta konflik yang belum terselesaikan di Laut Cina Selatan. Jika konflik tersebut meletus swaktu-waktu, hal ini akan berakibat buruk bagi kondisi ekonomi di Asia.
Karena itu, penulis berpendapat bahwa potensi konflik tersebut dapat dicegah dengan memperkuat nilai-nilai Asia atau Asian Way, dengan memperkuat institusi-institusi regional yang dapat memprakarsai dialog diantara negara-negara Asia. Budaya Asia yang berbeda dalam negara-negara lain akan menjadi suatu potensi Asia untuk ke depannya, terutama dalam membedakan Asia dengan Barat, serta mencapai suatu konsensus diantara banyaknya kebudayaan di Asia yang berbeda satu sama lain. Selain itu, dengan adanya institusi regional seperti ASEAN dan APEC, kerjasama ekonomi diantara negara-negara Asia tersebut dapat diperkuat, sehingga dengan demikian negara-negara Asia akan lebih terfokus untuk menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan ekonomi daripada sengketa yang ada.

Jadi dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Asia memang mengalami suatu keajaiban ekonomi, dimana modernitas teknologi serta pragmatisme kini telah menjadi kunci dari keberhasilan Asia, yang berakibat pada naiknya GDP dari negara-negara Asia, menyaingi negara-negara Barat yang dulunya menganggap bahwa negara-negara non-Barat merupakan negara yang miskin dan terbelakang. Kini negara-negara Asia mulai menonjolkan keunikan budayanya yang membedakannya dengan Barat. Keyakinan negara-negara Asia terhadap kebudayaan dan nilai-nilainya tampak dalam etos kerja dan budaya masyarakatnya. Nilai-nilai Asia juga menjadi dasar dari terbentuknya suatu institusi Asia yang berdiri dengan cara Asia sendiri yang mengedepankan dialog dan menghargai kedaulatan masing-masing negara.
Sedangkan dalam geopolitik, kekuatan geopolitik Asia terpusat pada rising power Asia seperti Jepang, Cina dan India, diikuti dengan negara-negara Asia Tenggara yang kini memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun Asia perlu mewaspadai tantangan-tantangan terkait dengan potensi konflik domestik, eksternal dan rivalitas antar kekuatan-kekuatan regional, juga peran AS di Asia yang hingga kini masih ada. Adapun, potensi konflik ini dapat diredam dengan memperkuat institusi Asia yang mengedepankan Asian Way dan musyawarah dalam penyelesaian masalah dan memperkuat kerjasama ekonomi.
Dengan demikian penulis berpendapat bahwa dalam bidang ekonomi, prospek bersinarnya Asia masih dapat dicapai dengan mengedepankan dialog dalam institusi-institusi Asia seperti ASEAN dan APEC, sedangkan dalam bidang politik peran AS masih akan berpengaruh, terutama dalam menghadapi tantangan fundamentalis Islam, namun kekuatan politik akan lebih multipolar dan memiliki opsi lebih dengan meningkatnya militer negara-negara Asia.


Referensi:
Acharya, Amitav. 2004. “Will Asia’s Past Be Its Future?”, International Security, Vol. 28, No. 3
Eric Beinhocker & Elizabeth Stevenson, 2009, Trend to Watch: Asian Rising (http://hbr.org/hbr/hbr-now/2009/07/trend-to-watch-asia-rising.html) diakses 18 Desember 2012
Huntington, Samuel P. 1996. “Economics, Demography, and the Challenger Civilizations”, dalam the Clash of Civilization and the Remaking of World Order, London: Touchstone Books
Mahbubani, Kishore, 2008, The New Asian Hemisphere: The Irresistible Shift of Global Power to The East, Perseus Books Group: New York
Mohan, C. Raja, Great Powers and Asia’s Destiny: A View From Delhi, Political Science 2012 64:81, (pnz.sagepub.com) diakses 17 Desember 2012
Overholt, William H, 2008, Asia, America and the Transformation of Geopolitics, New York: Cambridge University Press Poon, Jessie P.H. 2001. “Regionalism in the Asia Pacific: Is Geography Destiny?”, Area, Vol. 33, No. 3
Simon Black, 2012, 4 Signs Asia is Rising Over the Western Worlds. (http://articles.businessinsider.com/2012-04-04/markets/31279718_1_hong-kong-foreign-investment-power-centers)
Sinha, Satyabrat, 2009, Security Challenge of Rising Asia, China Report 2009 (www.sagepub.com) diakses 17 Desember 2012